Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2014

menuju sebelas

Sebentar lagi 2015.. Itu artinya masuk tahun ke 11 aku jauh dari rumah. Gak terasa ya. Masa-masa galau nangis kejer-kejer sendirian kangen ibu waktu SMA dulu udah kelewat..  masa-masa di rumah Balikpapan sendirian kangen berbagi makanan buat ling ato buat mba galeh ato mba ayu.. ternyata juga udah lewat.. masa-masa sedih tiap pulang ke semarang liat uban ibu yang bertambah.. liat letak perabotan rumah yang sudah tidak di tempatnya lagi.. sedih karena tidak pernah menjadi saksi semua perubahan di rumah.. masa-masa berat waktu itu.. sudah lewat semua.. semakin melapangkan dada, ada jalan yang memang harus dilalui jadi tidak lewat yang sebelah situ.. :’) Tapi satu hal yang gak pernah lewat sampai sekarang.. moda transportasi apapun yang mengangkutku pulang dari semarang menuju kota lain tempat merantau.. pasti selalu jadi saksi ada yang mengalir hangat di pipiku. Padahal di rumah tak pernah terlontar kata-kata romantis dari bapak ibu.. mengingat keduanya bukan orang yang ro

LUPUT

di saat saya seharian di kantor browsing harga tiket pesawat serta hotel buat hadiah ke ibu dan bapak dari kocek sendiri.. saya diingatkan tentang nikmat-nikmat kecil yang terlalaikan.. *** di dalam bemo dari manggarai ke salemba, ada 4 orang penumpang saat itu. seorang bapak tua dan anak perempuannya berusia sekitar 7 tahun yang berpakaian lusuh seperti dari perjalanan jauh, sisanya adalah saya, dan  seorang ibu muda yang pulang dari kantornya di daerah menteng. saat itu kami terjebak macet di depan metropole, bapak tua itu mengeluarkan map dari dalam tasnya. map lusuh yang isinya beberapa kwitansi dan hasil pemeriksaan berlogo RS*M..  ibu muda di depan saya tertarik bertanya.. "Siapa yang sakit pak?" tanyanya "anak saya, sakit talasemia" jawab bapak tua itu. "tala apa pak? penyakit apa itu pak? " tanyanya lagi "talasemia bu" jawab bapak tua itu singkat. ibu itu masih terlihat penasaran. lalu saya katakan padanya &q

TERJEBAK

Gambar
Hidup adalah soal keberanian, menghadapi yang tanda tanya, tanpa kita bisa mengerti tanpa kita bisa menawar, terimalah dan hadapilah..” (Gie, Mandalawangi. 19 Juli 1966). Di lantai 27 sebuah gedung besar di bilangan Sudirman Jakarta Selatan, hampir seluruh hidupku dalam sebulan ini terjebak di sana. tiga minggu pertama adalah tiga minggu yang mengubah seluruh ritme hidupku dan aku sangat menikmati semua proses yang super bertubruk-tubrukkan yang menjadikanku seperti sekarang.. dan sekarang tepat 1 bulan! hihi jadi sebenernya baru seminggu mulai terbiasa dengan ritme baru dan lingkungan baruuu..mari kita rayakan dengan nulis di blog! hei mau lari kemana kamu? hihi.. itu yang terngiang di kepalaku di hari pertama kerja. ini karena aku ditanyain sm salah satu karyawan satu divisi, ngaji dimana? jeng jeng jeng.. oke aku ketangkap basah.. dan alhamdulillah malah diurusin sama si bos tentang ngaji perngajian.. antara jekpot dan rezeki dapet bos yang ustad..heh