Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2015

Musuh abadi

Entah sudah hari ke berapa kau mendiamkanku. Kita tak hanya satu rumah, tapi juga satu ranjang. Kadang saling berebut guling, atau saling menyuruh mematikan lampu. Tapi beberapa hari ini keributan-keributan sepele itu tak ada lagi. *** Kita masih terlalu belia saat itu. Sambil tidur-tiduran di kamar ibu, kau berkata padaku bahwa kau sangat menginginkan sebuah benda bernama orgi (baca:orji). Benda serupa binder kecil yg pada masa itu sedang musim tuker-tukeran kertas isinya. Aku juga sangat menginginkannya tapi selalu kuurungkan untuk membeli karena terlalu mahal bagiku. Uang sakuku Rp 500 dan orgi yg sedang kekinian di masanya itu berharga Rp 6000. Tapi ketika itu menjadi keinginanmu, seakan-akan itu adalah keharusan untukku mewujudkannya.. Pada sore di hari berikutnya aku membawakanmu pulang benda tersebut dan aku masih ingat wajah kegiranganmu. Detik itu, aku merasa  ingin merawat bahagiamu. Apapun caranya. Meski mungkin sampai masa ini hadir, kau tak pernah tau bagaimana caranya aku