Sepiring Cinta

Pagi yang sibuk itu, ibu menyiapkan sarapan untuk kami. Entah itu sayur tumisan, telur setengah matang, atau hanya donat gula gula dari tukang roti yang lewat depan rumah pasti tersaji di meja makan sebelum kami berangkat sekolah.

Membesarkan empat anak perempuan dengan karakter yang berbeda-beda menjadi tambahan beban tingkat kesulitan ibu menangani kami. Terlebih aku. Yang hampir tiap pagi nangis ga jelas, entah ga mau sekolah, gamau makan atau ga mau mandi. Rumit pokoknya. *Sampe sekarang aku juga gatau kenapa aku kek gitu waktu kecil*

I am a picky eater. Itu juga adalah beban terberat pagi hari bagi seorang ibu. Tapi demikianlah ibu, tetap menyajikan apapun itu daaan memastikan makanan di piring dilahap anaknya. 

Mungkin perkara menyiapkan sarapan terdengar simpel. Tapi percayalah, mulai dari ide hingga penyajiannya cukup menguras otak dan fisik. Setelah bersuami dan tinggal berdua, saya sadar dibalik sepiring sarapan, penyajinya menitipkan cinta. Berharap yang memakannya kenyang dan bahagia memulai hari.

Begitulah setiap pagi, ada harapan kepada yang dicinta.. :)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Trying To Conceive (TTC) Journey ; Hai Polyps!

Menjadi aku

Vacation ; Well spent