BISA!



Hei.. Apakah kalian punya buku harian?

Bacalah sekali-kali.. 

Saat merasa lemah.. Saat merasa butuh suplai energi untuk maju..
Seperti yang kulakukan beberapa saat lalu..

Saat butuh dorongan “KAMU BISA NURIDA!”
Dan dorongan terbesar.. nyata kutemukan dalam diriku sendiri!
Pembawa risalahnya adalah..
jeng3 BUKU HARIAN!
Yeah! Dari cerita masa laluku..
Aku menemukan konklusi sederhana:

HEI DULU AKU SEKUAT ITU! INI MAU NAIK LEVEL! HARUS LEBIH KUAT!!!!

Hehe, memang yang namanya buku harian kadang bikin eneg utk ngebaca ulang.. bikin malu..
Tapi ternyata menyimpan energi luar biasa buat masa sekarang..
Dan nyatanya.. memang benar semuanya sudah menjadi masa lalu..

**
Beberapa saat lalu..
Untuk kepentingan organisasiku,aku memberi ide tentang kalender rohis.. seperti yang di buku harianku. Aku menyiapkan buku harianku untuk diberikan pada si pengurus bidang tersebut, tapi yang ada.. aku malah membaca2 ulang kalender kehidupanku.

Subhanallah.. ternyata semua sudah 4 tahun.. sejak aku menjejakkan kaki di tanah sunda ini.
Tentang asa.. tentang rasa.. tentang masa..

Aku mencintai setiap detiknya.. terima kasih Allah.

**

Aku pertama kali menjejakkan kaki di Bandung pada 10 Mei 2011..
Terhitung tiga hari sebelum akhirnya aku harus masuk ke dalam rutinitas bimbelku untuk persiapan SPMB.
Sebelum berangkat ke Bandung (dari Balikpapan), ada seorang kawan yang bertanya kepadaku,

“Kenapa Bandung?
...
Kenapa mutusin lanjut ke Bandung?”

Aku masih ingat jelas pertanyaannya.. pun jawabanku.
Wendy, dia yang bertanya.. dan kujawab..

“entahlah, panggilan jiwa kayanya.. hehe.

Jawaban seadanya... Awalnya hanya ketertarikanku atas budaya sunda, jujur aku suka sekali mempelajari budaya lain, selain budayaku, Jawa. Aku suka sekali melihat kebudayaan yang berbeda. Ini kupelajari saat aku bersekolah di Balikpapan, Kalimantan Timur. Namun, tak kupungkiri, memang ada tarikan kuat ke Kota Bandung.. ya, itulah yang dulu kunamakan panggilan jiwa.. hehe. sekarang kuberi nama, panggilan Allah..

jawaban simpel untuk temanku saat itu, sangaaaaaat kurasakan efeknya sekarang.. seperti sudah tersusun rapi, aku bakal begini-begini dan begini-.. nyatanya, aku menjadi BEGINI! berubah 180 derajat! hehe. tentunya dengan usahaku,mencariNya.

Duhaaaaai.. dulu sempet putus asa.
menyedihkannya ga keterima SMUP..
Sungguh, jangan jadikan aku hambaMu yang menyalahkan takdir Ya Rabb..

Tapi semua berjalan dengan sangat indah.. meski berkelok.

hingga sekarang kurasakan..

Adakah yang lebih indah dari berusaha mengenalNya?
Dan ini kutemukan di Kota sarat makna ini..

**
Bertahun-tahun sebelumnya di bulan yang sama..

Seorang gadis jawa berumur 15 tahun menyongsong borneo dengan mengusap-usap airmata yang tak mau berhenti mengalir dari matanya..

Sepanjang perjalanan, yang dia lakukan hanya menangis sembari melihat lautan selaksa angkasa tak bertepi.. dari jendela pesawat..

Airmata mengalir deras tanpa dikomando.
Dua jam duduk menumpang burung terbang buatan manusia yang mengantarkannya dari penghujung utara Pulau Jawa ke Penghujung timur Pulau Kalimantan..

Sendirian.

Sungguh, dia tak pernah berpikir akan melanjutkan pendidikannya di Balikpapan. Tak pernah sedikitpun. Meninggalkan Ibu, kakak, dan adiknya..
Itulah Awal perjalanannya
untuk mulai membangun kehidupan baru di usia pemberontakan itu..
Bersama Bapak, yang pengetahuan tentang bapaknya hanya ia dapat sedikit dari kehidupannya selama 15 tahun.

Dia dan Bapaknya, sama-sama belajar.

Tentang hidup bersama Bapak. Dan tentang merawat Anak.. oleh seorang Bapak yang bertahun-tahun sendirian di rumah itu.

Apa yang terjadi?
Tiga Tahun di Kota Minyak itu pun menjadi kisah tak pernah usang baginya.
Nyatanya.. berangkat dengan airmata, meninggalkan kota itu pun dengan air mata..haru tak ingin pisah.

Apa yang lebih menyenangkan dari membagi kebahagiaan?
karena itulah yang kutemukan disana..
ketika semua orang2 tersayangku tak ada lagi di dekatku.
 aku memulai kehidupan baru, dengan menyayangi banyak orang. 
**

Dari buku harian aku belajar tentang masa..
Untuk menyimpan asa dan rasa dengan rapi.
Tidak berputus asa menghadapi hari.
Dan meyakinkan diri.. kalau semua ini sungguh bertepi.
Tak ada yang abadi.
Seluas-luas lautan, ia memiliki tepi.
Sesedih-sedih penderitaan benarlah kiranya ia kan usai.
Pun kebahagiaan..
Sebahagia-bahagianya kebahagiaan, sungguh ia memiliki akhir.

***
FANA..

Begitu banyak orang datang dan pergi dalam kehidupan kita..
Begitu banyak airmata dan tawa yang menghiasi sekujur hidup kita..
Dan semuanya silih berganti..
Tak ada yang abadi..
Jadi yakinkan diri..
Jangan sedih.. jangan berhenti.. jangan merintih..
Hanya sebentar.. lalu selesai.
Bertahanlah.
Pun dengan hidup kita.
Hanya sebentar.. lalu selesai.


JANGAN LUPA ABADIKANLAH CATATAN KEHIDUPANMU..
untuk bekal masa depan, yang jauh lebih baik insyaAllah!

***
Ramai sepinya Bandung malam hari,
membuatku berpikir.. sungguh tak ada yang abadi.
Corat-Coret Buku harianku.. juga membuatku berpikir yang sama.
sedih senang.. semuanya silih berganti.



NURIDA SARI DEWI
GRHA CIUMBEULUIT BANDUNG, MEI 2011.
PLIS, BERTAHANLAH! KUAAAAAT! SUNGGUH, SUATU SAAT AKAN KAU KENANG..


Komentar

  1. whaaa mbaaaeee....aq ngeFANS bgttttt.....#fansberatdirun (diruners)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Trying To Conceive (TTC) Journey ; Hai Polyps!

Menjadi aku

Membawa Pertanyaan-pertanyaan yang tak memiliki jawaban