Istimewa meski Sepi

Kita tak pernah tau
adakah kelak kita disapa jumpa
pada pertemuan ke entah
ataukah yang lalu adalah pamungkas kita?

Ramadhanku.
Sampai jumpa..



Syawal telah mencapai tengahnya. Namun, kenangan Ramadhan belumlah berlalu dari hatiku.Meski Pandemi membuatnya sunyi, ramadhan tetaplah istimewa di hati. Tak ada tarawih di masjid, tak ada suara lantunan tadarus dari masjid. Sehingga hingarnya kami simpan di dalam rumah.

Perjumpaan dengan tamu istimewa memang tak disiapkan dengan sangat matang, tapi setidaknya aku dan suamiku mencoba menghadirkan hingar bingarnya pada saat Rajab datang. Kami mencoba berpuasa daud meski sedikit tak utuh. Pun dengan membaca Al-Quran, setiap hari kami mencoba mencintai kalam Allah dengan membacanya.

Hingga sampailah umur kami di Ramadhan-Mu tahun ini. MasyaAllah gemuruh dada ini bersemangat membaca Al-Quran karena murid-muridku sendiri pada hari ke-4 sudah ada yang khatam. Aku dan suamiku pun berlari membaca sebanyak-banyaknya huruf-huruf dalam Quran karena tiap hurufnya berkali-kali lipat pahalanya. Bulan spesial. Pagi, siang, dan malam tak bosan kami lahap. Melihat suamiku rutin membaca Quran itu sungguh menghangatkan hatiku. 

Ramadhan hampir mencapai akhirnya, kami mendapat kabar bahwa orang tua suamiku hendak menginap saat lebaran nanti. Maka dengan energi yang kami punya, kami bagi waktu bekerja, tilawah, dan membersihkan rumah untuk menyiapkan yang terbaik untuk orang tua kami.

Pada penghujung ramadhan, kurasakan yang mungkin sahabat Nabi rasakan.. sesak yang mungkin sama. tapi pastilah sesakku tak seberapa..
air mata bercucuran melepas kepergian ramadhan. Terima kasih Allah kau mampukan kami bertemu ramadhan dan beribadah terbaik di ramadhan ini.

Dan kini tersisalah kita semua.. yang bahagia sukacita menyambut syawal.
adakah ramadhan masih di hidup kita?
atau hanya momen sesaat yang kita lupakan dan yakin akan bertemu kembali?

Semoga Allah jaga ibadah-ibadah kita paling tidak sama seperti saat ramadhan.. meski rasanya lebih berat.


Komentar

  1. Meskipun ramadhan telah terlewati namun alangkah baiknya kita tetap menghidupkan ramadhan didalam hati dan pikiran kita agar tercipta suasana ramadhan dalam pikiran kita.
    Agar kita bisa beribadah lebih baik lagi dan terus memperbaiki diri.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Trying To Conceive (TTC) Journey ; Hai Polyps!

Vacation ; Well spent

Menjadi aku