Katanya sih.. Penggugur Dosa lho!

Bismillah..

Hari ini terhitung seminggu tepat aku dapet penggugur dosa. Kalo dipikir lucu, mulai dari muntaber sampe flu yg tak kunjung sembuh. Datang silih berganti, dan aku tetap menunggumu di sini. Nahlo ngmng apa?
Hehe.

Sempet sebel banget, banget, ini kenapa flu bandel banget pergi. Dari madu, ambroxol, actifed (ups sebut merek), sari kurma, habbatusauda sampe baygon, eh ngga deng baygon mah.. semua udah dilahap tapi tetep aja, 5 hari dalam dekapan si flu. Hehe. Dia betah banget sama aku..

Kenapa ya?

Diawali dari muntaber tengah malem (3/4) yang sukses membuatku benar2 merana. Ga tahu minta tolong siapa. Jam 2 malem itu, rasanya lemes banget untuk sekedar mencet sms ato buka pintu kamar.. lantai kamar udah penuh muntahan saking udah ga kuat lagi ke bolak-balik kamar mandi.. dan alhasil dengan tenaga yang tinggal segitu2nya aku ngepel lantai kamar sampe bersih.. sempet beberapa kali sambil ngepel aku tergeletak di lantai.. lalu lanjut lagi. Hei,rasa2nya badan ini sudah mencapai titik terlemasnya..

Sampai akhirnya.. jam setengah 4 pagi aku memberanikan diri untuk meng-sms salah satu personel kosan yang lincah bawa motor.. yak betul,dialah Ella si pahlawan kepagian! Hehe. setelah beberapa babak terjadi, akhirnya baru jam setengah 6 pagi kami melesat ke klinik terdekat..

resmi sembuh dari muntaber di hari kedua.. dan tahu tidak? dua hari ini adalah dua hari yang menguras dua kilogram berat badanku. Hehe. kalo 7 hari, 7 kg.. aaaa tidaakkk!

Baru beberapa saat sembuh.. dalam hitungan jam, tenggorokan mulai beraksi dengan ketidakenakannya menelan ludah.. yak akhirnya malem hari resmi pilek,batuk,demam (nama bekennya sih, FLU).. sampai hari ini.

Kenapa ya?

Hei ini penyakit ringan.. ga seperti Fani yang skrg sdg terkapar di kasur rumah sakit karena DBD-nya.. ini penyakit ringan, Cuma memang agak bandel..

dan harusnya jgn ngedumel2 terus..

ah, sekali lagi tiba2 tersadar..

lewat sholat2 berjamaah barusan.. dalam lingkungan yang saling memohon dari Sang Pemilik Harapan tertinggi..

ahh.. aku ingat.

beberapa waktu terakhir aku berdoa supaya dijadikan hamba yang sabar dan ikhlas.. mungkin ini salah satu caranya..
sabar untuk istirahat sejenak..

beberapa saat terakhir sadar pula, sudah berapa bnyak hal yang kutoleransi untuk menzolimi tubuh ringkih ini.. daging besar ini.. daging besar yang sudah baik sekali temani hari2ku.. dan selalu saja kuzolimi dengan telat makan, memforsir kegiatan berlebihan.. pasti dia sedih sekali punya tuan yang tidak tahu diri seperti ini..

hei, segera sembuh ya badanku! Segera luluskan aku di ujian kesabaran.. hehe..


tak ada yang tak berhikmah..
bahkan keburukan sekalipun..

So, keep husnuuzon sm Allah..
ada banyak kejutan untuk sejuta kekuatan!

Sakit adalah penggugur dosa, penghisab diri di dunia yang fana ini, dan sudah seharusnya sakit dihadapi dengan sabar
tanpa harus mengeluh, karena ini sungguh suatu nikmat yang Allah berikan untuk kita yang datangnya bisa dari arah
mana saja.. (anonim)

Semua orang pernah sakit, bahkan orang yang tidak pernah sakit mungkin saja dia tidak disukai oleh Allah. Sakit adalah bagian dari penggugur dosa. Rasullullah bersabda dalam sebuah hadis, ”Tidaklah seseorang merasakan sakit dihina atau tertusuk duri kecuali Allah menggugurkan dosanya, bagai gugurnya daun-daun”, jadi proses sakit itu proses pengguguran dosa. 

Bagaimana sabar menghadapi sakit ? 

Yang pertama, kalau kita suatu saat diuji dengan sakit, kita harus sadar bahwa kesabaran pertama yang harus dimiliki adalah sabar Husnuzon (berbaik sangka) kepada Allah, karena seburuk-buruk perilaku adalah berburuk sangka kepada Allah. Husnuzon karena tubuh kita adalah milik Allah, bukan milik kita. Kalau Allah mau membuat penyakit pada diri kita, sehebat apapun diri kita tetap sakit. Allah berkuasa terhadap diri kita dan Allah mudah berbuata apa saja. “Allah Tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kesanggupannya.” Yang menciptakan semua syaraf kita adalah Allah dan Allah tahu rasa sakit yang kita pikul karena dia yang menciptakan sakit. 

Sabar yang kedua adalah sabar untuk tidak mengeluh. Sebenarnya menceritakan penderitaan kita kepada orang lain adalah mencerminkan ketidaksabaran, apalagi jika kita menceritakan sesuatu seakan lebih dari kenyataan. Hati – hati menceritakan penderitaan kepada orang lain sebab jika tidak hati-hati bisa menjadi kufur nikmat, sepertinya mengadukan perbuatan Allah yang Maha Agung kepada manusia, mahluk yang lemah. Jangan keluh kesah apalagi sampai mendramatisir, jangan sampai memprotes perbuatan Allah yang Maha Adil. Sakit tidak membuat seseorang jadi hina kalau disikapi dengan akhlak yang mulia. 

Sabar yang ketiga adalah sabar menafakuri hikmah sakit. Tidak ada perbuatan Allah yang sia-sia, semua presisi. Setiap sakit itu ada hikmahnya, maka evaluasi dan renungkanlah, mungkin kita terlalu sibuk, dikasih sakit, sehingga kita bisa istirahat. Kita sakit berada di kamar, bayangkan saudara kita yang sakit dikolong jembatan, yang tidak punya tempat tidur. Tafakuri, ketika kita gagah dan hebat, dikasih sakit diare saja bisa menjadi lemas. Harusnya setiap sakit dapat meningkatkan kesadaran kita bahwa kesehatan itu amat berharga. 

Sabar yang keempat adalah bersabar ketika ikhtiar. Ketahuilah bahwa yang menyembuhkan itu bukan dokter, bukan paranormal, yang menyembuhkan itu hanya Allah, karena Dia yang paling tahu penyakit kita, “Tiada musibah menimpa kecuali karena izin Allah.” Ketika kita sudah berobat ke sana sini tapi tidak juga sembuh, tidak akan rugi sebab akan menjadi amal. Barang siapa ridho kepada ketentuan Allah, maka Allah akan ridho, hidup terus maju, ikhtiar saja.

Sabar yang kelima, sabar untuk berniat sembuh dan punya niat untuk beribadah. Milikilah tekad untuk mengisi rasa sehat yang Allah karuniakan dengan meningkatkan ibadah. Jangan sampai kita tidak punya visi tentang bagaimana menggunakan kesehatan. Tidak sedikit orang terangkat derajatnya karena sakit atau cacat, bahkan ada orang yang cemerlang justru karena kebutaannya, karena seburuk-buruk penyakit justeru hati yang sakit. 

Oleh karena itu, waspadalah jangan sampai kesehatan ini mengecoh kita. Dengan sehat tapi banyak maksiat, itu jauh lebih berbahaya dibanding sakit yang bisa membuat kita dekat dengan Allah. Tidak ada musibah yang terburuk kecuali orang yang tidak punya rasa syukur dan tidak punya kemampuan bersabar

-dari banyak sumber..

mm.. Mataku sudah minta untuk ditutup sejenak sampai pagi (kalo dikasih umur sampe pagi)
Ini pasti gara2 cairan2 kimia itu.
Baiklah. Sampai di sini dulu..
Anakku,cucuku,siapapun yang baca, ini nenek moyangmu yang berusaha mencari hikmahNya.. kalian juga ya.. 
salam kenal dari aku lewat tulisan2ku.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Trying To Conceive (TTC) Journey ; Hai Polyps!

Menjadi aku

Membawa Pertanyaan-pertanyaan yang tak memiliki jawaban