Karena Gak Semua Orang Punya Spion!


Siapa yang tak tahu klakson?
Benda serupa terompet yang proses kerjanya dijalankan lewat mesin ini tenar dimana-mana. Apalagi di jalanan besar yang kendaraan berebut menjadi yang terdepan.. eh.. Mm, terlebih saat lampu merah lalu lintas berubah menjadi warna hijau.. serentak benda ini berteriak sekeras yang diinginkan para pengendara bagian belakang. Hehe..
Terompet elektronik yang biasa terpasang di setiap kendaraan bermotor ini ternyata menyingkap hikmah tersendiri untukku. Melalui perjalanan singkat dengan mengendarai motor ke kampus, aku belajar tentang makna dibaliknya. Rasa sebal yang sebelumnya selalu mengikuti suara klakson ketika aku berkendaraan, sekarang bisa kunetralkan. Hehe setidaknya tidak lagi marah2.. kalo kaget mah masih kali ya kadang.


Baiklah, lalu ada apa gerangan dengan klakson?

Klakson menurutku punya status  in a relationship with spion, bukan engaged loh ya.. (naon sih). Karena kebanyakan kasus yang terjadi di lapangan, pengendara belakang akan mengklakson pengendara di depannya JIKA pengendara di depan memiliki kesalahan. Entah itu kesalahan berupa tiba2 belok saat ada kendaraan di sisi yang sama atau kesalahan lain yang memungkinkan terjdinya kecelakaan.

Daann.. Kebanyakan kesalahan itu terjadi ketika pengendara di depan tidak melihat spion.


Hei, ada pengendara belakang yang bergerak dengan kecepatan tinggi loh mau lewat.. pengendara depan yang mungkin berada di tengah-tengah jalan bisa melihat spion dan meminggirkan kendaraannya.. itu idealnya.
Dan begitulah orang-orang dalam kehidupan..
Kehidupan itu ibarat jalan raya.. Dalam konteks ini:
manusia dalam kehidupan ibarat kendaraan di jalan raya. Banyak kendaraan lalu lalang dengan tujuan masing-masing. Arus jalan raya terlalu deras hingga idealnya manusia memilik spion.
Tapi seperti kendaraan di realita yang ada.. tak semua kendaraan memiliki spion, pun manusia. Tak semua manusia memiliki spion dalam berjalan di jalan raya kehidupan.
Spion berupa apa?
Rasio dan perasaanku mengartikan spion berupa kepekaan. Ya, rasa peka.
Tak semua manusia memiliki rasa peka. Karenanya manusia lain harus melengkapi dirinya dengan klakson. Ya, untuk memberi peringatan kepada sesamanya.. yang tak memiliki spion. Memencetnya pun macam-macam, ada kendaraan yang memencetnya terlalu semangat hingga kendaraan depannya kaget. Tapi ada pula yang biasa saja.. disesuaikan dengan kebutuhan, meskipun yang terbaik adalah dengan cara yang baik.. yang tidak mengagetkan (bahaya atuh kaget dijalan).
Begitu pula kita.. terkadang ada manusia yang mengingatkan dengan cara keras ataupun lembut. Sesuai kebutuhan. Tapi lagi-lagi, cara yang terbaik adalah dengan cara yang baik.. yang tidak menyakiti (bahaya kan kalo sampai sakit hati).
***
Di sisi yang berbeda, terkadang fenomena menyalahkan orang lain juga melekat dalam kehidupan kita. Menyalahkan disini begitu sepele.. menyalahkan karena tidak mengerti keadaan kita.
Hei, sadar!
Gak semua orang punya spion..
Gak semua orang peka dalam mengerti keadaan yang sudah tercermin secara kasat mata oleh kita. Karenanya.. klakson!
Dengan cara apa?
Komunikasikan!
Jadi.. jangan mudah menyalahkan orang lain, karena bisa jadi mereka tidak mengerti. Maka, berkomunikasilah.. dengan cara yang baik.

Nurida Sari Dewi.
Pusat Data Informasi Fikom Unpad, 25 November 2011
Jangan dongkol-dongkol dan banyak berprasangkan lagi yaaaaaah Nur..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Trying To Conceive (TTC) Journey ; Hai Polyps!

Menjadi aku

Membawa Pertanyaan-pertanyaan yang tak memiliki jawaban