The Great Debaters dan Jurnalistik 2007



Akhirnya khatam juga ditonton. Film series gitu nur? No,no,no.. pilem satu kali habis. Lalu kok baru khatam? Haha iya baru ditonton.. setelah lama sekaliiiiiii ngendap di  jajaran DVD di rak bukuku.
Oke, sebelum banyak kejadian yang akan menghapus ingatanku  tentang film ini, mari kita ikat dulu dengan (bukan  ijab kabul) tulisan..

Review:

Kenapa tertarik membeli DVD ini? semua ini bermula dari cermin ajaib yang mengatakan bahwa.. ngiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiing... oke serius. jadi begini awalnya:

Kalo lagi henghong aku  suka sekali jalan  kaki, itu bener-bener bisa meningkatkan endorfinku. Sampai pada suatu waktu, aku henghong yang ke 1348579300 dalam  hidupku, aku  jalan kaki kemana kaki membawa. Hehe, sampailah di SI MAGHRIB. Ini bukan nama warung sate padang yang buka maghrib2, tp SI MAGHRIB adalah nama toko DVD di dekat gerbang Unpad Jatinangor.

Sesampainya di sana, ketika banyak yang mengerumuni film-film terbaru, aku  sibuk ngeliat pilem jadul. Dan  nemu  pilem ini. Judulnya “The Great Debaters”.. pernah  denger pun belum, tapi dari judul dan  covernya tampak meyakinkan kalo bakal dapet elmu (pake ‘e’ gitu loh)..

LALU FILMNYA GIMANA WOY CERITANYA?
Hadeeeh, sabar bisa kali yaaa..
Iya jadi film ini itu kisah nyata..hmm. ya gitu deh.. jadi ada guru yang bikin tim debat buat sekolahnya (Willey College) terdiri dari 4 mahasiswa, keempatnya ini berkulit hitam (negro) yang punya kelebihan  dan tujuan  mengapa mereka pengen gabung  di tim debat. Ada yang pengen jadi pengacara, nah yang lain aku  lupa. Oia aku  lupa bilang, film ini berlatar tahun 1935 yang di Amerika sono sedang bergejolak-gejolaknya tentang diskriminasi terhadap kulit hitam. Nah gitu deh, kebaca ga maksudnya apa? Kebaca aja lah yaa..

Sekian reviewnya!

Eh itu kenapa ada jurnalistiknya sih di judulnya?

NAH AKU DARI TADI NUNGGU PERTANYAAN INI BANGEEEEEET!
Bagian paling menarik dari film ini menurutku  pas kelas debat di rumah Mr Tolson (guru debat tea). Kelas ini semacam kelas ujian, setelah kelas ini berakhir baru dipilih 4 orang tadi yang fix jadi tim debat.

Nah nah, pas kelas debat ini, benar-benar seperti suasana di kota santri (ya enggaklah), bener2 kayak di kelas dulu jaman awal-awal di jurnalistik.. tentang berbicara yang logis.. silogisme, fakta, dll.. hooooooooo.. *suasana mulai mengharu biru*

Aku masih  ingat waktu itu hari selasa. Kami jurnal A dan B disatukan dalam satu kelas besar di gedung 5 untuk melaksanakan mata kuliah monster kami di semester itu. mata kuliah monster? apalagi kalo bukan mata kuliah yang dibawah asuhan bintangnya Jurnalistik, Sahat Sahala Tua Saragih ( selanjutnya akan dipanggil Bang Sahala)..

Masih pagi kala itu..
7.50wib dan beliau sudah duduk di kursi dosen sambil membaca koran hari itu.. di meja masih ada beberapa tumpuk koran dan majalah. Ah, masih jelas sekali ingatan ini..

Selasa pagi selalu mencekam bagiku. Bukan karena tugasnya yang bikin kita pengen bilang pucuk..pucuuk.. sambil koprol. Tapi juga pertanyaan paginya!

Aku masih ingat pertanyaan Bang Sahala:
  1.  Anda (tunjuk salah satu mahasiswa), tadi malam tidur jam berapa? Beberapa menjawab sekenanya “jam 11, jam 12 malam, dll” dan ternyata TENOOOOOOOOOOT. Itu tidak logis. Apa iya kita tau kita terlelap jam berapa?
  2.  Semalam siapa yang digigit nyamuk? Beberapa angkat tangan. Dan TENOOOOOOOOOOOT kelompok A salah! *lho apasih ini* faktanya, nyamuk tidak mengiggit, melainkan menghisap darah. Hohoww..
  3. Anda mau ke mana setelah mata kuliah ini? Makan siang bang. TENOOOTTT super trap! Ingat, siang TIDAK BISA dimakan.

Hosssssssssssssh!

Aku rindu kalian semua. 53 mahasiswa luar biasa beserta pengajar-pengajar yang kuantitasnya sedikit tapi kualitasnya bikin salto!

Tinggal berapa yang terserak ya? Ah, aku salah satunya, doakan segera menyusul. Plis segera doain. Karena mana tau doa kalian pas dijabah. Hihi disini aku sedang berusahaaaaaaaaaaaa!

Aku rinduuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu!



Everybody knows, or has a story bout the first one
Who taught them how to hurt, and led their hopes astray
When its gone on quite enough and your sick of staying down
I know what you need, but you gotta live it like it sounds

When you lose what you love, live on live on
When the road gets too rough, be strong, be strong
What you can't understand, but you're starting to see
it'll work in the end, you just got to believe
And keep on, keep on
Keep on keep on
 


I had my ideals, my plans so cut and dry
I wouldn't settle for a thing
And you can forget all compromise

But I was tackled like a wave, stormed on like the ground
What once would never change, was slowly turning 'round

You can take it from me, there's so much you can be
And it's all gonna change, whether it's you or them or me


Tyler Hilton- Keep On!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Trying To Conceive (TTC) Journey ; Hai Polyps!

Menjadi aku

Membawa Pertanyaan-pertanyaan yang tak memiliki jawaban