Mintalah..

aku nggak tau apa yang semesta, langit, dan bumi sedang rencanakan untukku..
tapi kejadian hari ini sungguh membukakan mataku tentang suatu tema besar..

***
29/11/2013 Pagi hari.

Mungkin aku adalah salah satu orang yang tau kronologis masalah yang ia alami. tentang menjadi perempuan dengan kelebihan kemampuan menanggung segala beban yang sedemikian rupa. Perasaan hancur, hina, berdosa dan segala rasa yang membuatnya justru jadi tak mampu me-rasa..  kerap membuatnya menyakiti diri sendiri. ada perasaan hancur yang sama ketika mendapat kabar itu. mendapat kabar ia sedang menyakiti dirinya.. karena merasa sangat hina, kotor dan berdosa.

kadang aku butuh waktu sejenak. hanya untuk membalas pesan darinya. menahan airmata yang berlomba-lomba ingin turun. berharap setiap kata yang akan kuucapkan padanya menjadi kekuatan baru untuknya. 

aku juga berpikir.. siapalah aku ini menasehati rentetan kata-kata yang barangkali aku sendiri belum mencapainya. siapalah aku ini.. 

pagi tadi.. perempuan ini hadir lagi.. berbagi kekuatannya kembali. dan menyisakan pertanyaannya untukku.. : mengapa perasaan bersalah ini hadir terus menerus? kenapa Allah tidak karuniakan kebahagiaan padaku seperti yang Allah kasih ke dia.

***
29/11/2013 Siang menuju sore.

Baru beberapa waktu yang lalu teman dekatku di kampus mendapat teguran karena ketahuan curang dengan presensi kelas. aku sangat tau temanku ini orang baik.. orang baik yang tidak sengaja berbuat salah. ia diminta oleh teman sebelahnya untuk menirukan tanda tangan salah seorang teman yang tidak masuk kelas hari itu. Sungguh tak disangka, hari itu tak seperti biasanya, Profesor yang mengajar kelasku ingin sekali mengabsen satu per satu orang-orang yang sudah mengisi daftar hadir kelas. tanda tangan yang tak dapat menunjukkan badannya kemudian dicoret secara brutal oleh Profesor kami. hingga membuat temanku dan temanku yang lain kebakaran jenggot.  teguran ini sempat membuat kerusuhan di alam pikirnya.. yang kemudian menghasilkan sintesa tentang kejujuran. Ya, kejujuran adalah peraturan terbaik. 

menyusul kemudian kejadian sore ini.. tentang nilai Ujian Tengah Semester yang dibagikan..
ada beberapa orang yang tidak mendapakan nilai ujiannya dikarenakan plagiarisme. Oh ya, FYI jangan sangka kegiatan titip absen dan contek mencontek hanya terjadi di kalangan abege labil tingkat diploma atau sarjana..di tingkat pasca sarjana yang kebanyakan mahasiswanya adalah orang yang sudah bekerja dan berkeluarga, kegiatan tidak bertanggung jawab ini juga menjadi "kebiasaan".
kembali ke cerita..
beberapa orang yang tidak mendapatkan nilai karena plagiarisme salah satunya adalah temanku lagi; yang baru saja kemarin mendapat teguran tentang mengabsenkan teman. aku baru mengenalnya beberapa bulan terakhir ini. tapi aku tau bahwa ia orang yang sangat baik. jika Profesor benar-benar jeli, maka Profesor akan menemukan banyak sekali mahasiswa di kelas yang melakukan plagiarisme.. tapi temanku ini lagi-lagi kesangkut.. ia memang mengcopy jawaban dari teman tapi tidak banyak. dan sekali lagi... kalau Profesor benar-benar jeli..maka akan banyak yang kesangkut untuk kasus ini. kenapa lagi-lagi dia?

terlalu banyak kebetulan untuk pertanyaan : kenapa harus aku yang kena? kenapa yang lainnya yang jiplak lebih banyak malah gak ketauan? kenapa aku gak bisa tenang-tenang aja kayak mereka?

***

29/11/2013 menjelang magrib

satu sms masuk ke ponselku:

teh, ketika kita sangaaaaat pengen sesuatu, gimana cara mengontrolnya biar nggak jadi hal yang menyakitkan buat kita kalo kenyataannya tidak sesuai keinginan kita?

***

Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.” (QS. Al Maidah: 16)
semua nodus dalam otakku terhubung..
dan mendapati jawaban sementara..

awalnya aku bingung dengan perasaan berdosa, hina, dan kotor yang selalu menimpa temanku.. aku juga gak sabar melihat pembalasan yang bakal Allah kasih ke orang yang tampak bahagia  dan tampak tak berdosa padahal ia sudah sangat merusaaaak banget kehidupan temanku ini. terus aku sadar..

kenapa orang itu bisa keliatan gak berdosa ya dengan ke-super-jahatan-nya? kenapa orang itu bisa tenang-tenang aja? kenapa orang itu justru menimpakan kesalahan pada orang lain? bukankah dia orang yang sangat "mengerti"? dan kenapa orang itu justru takut imagenya rusak?

eureka! bukankah pertanyaan-pertanyaan ini memperjelas semuanya? Allah sudah cabut perasaan itu dari hatinya. bukankah ini pembalasan yang sangat jelas Nurida?

dan beruntunglah ia.. yang masih merasa kotor..merasa berdosa.. hingga tak hentinya membersihkan diri. dan semoga memang ini cara membersihkan diri yang dimaui Allah untuknya.

aku bener-bener sampai pada pemikiran bahwa diselamatkan dari suatu keburukan tak melulu dalam kondisi yang membuat kita nyaman. aku ngerasa banget teman-temanku ini adalah orang yang super disayang Allah. meski teguran itu membuat jiwa jungkir balik..nangis darah.. dan bisa banget bikin suuzon sama Allah. tapi kalau dimaknai bahwa ini menjadi titik balik untuk menjadi pribadi yang lebih baik.. pengalaman berdarah-darah ini akan menjadi harta yang sangat berharga untuk masa depan nanti.. di dunia maupun akhirat.

kejadian-kejadian ini menurutku terhubung sampai pada pertanyaan sms menjelang magrib itu..

ah, bukankah kita sudah sangat sering meminta Allah untuk mengabulkan permintaan kita..?
bukankah sesungguhnya yang kita butuhkan adalah hati yang lapang.. ?

untuk menerima apa yang menurut kita baik tapi tidak menurutNya..
maka jangan berhenti meminta.. mintalah hati yang kuat..

atas apa-apa yang menjadi kasih sayangNya pada kita.


Allah.. jika semua perasaan ini dapat membayar lunas segalanya, kuatkanlah..
sampai engkau ridha..



Nurida Sari Dewi
Jakarta, 29-11-2013

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Trying To Conceive (TTC) Journey ; Hai Polyps!

Menjadi aku

Vacation ; Well spent