Cerita dari Kereta

Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah memperbuat per­umpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Mahamengetahui segala sesuatu. (QS. 24:35)



“turun mana dek?” tanya bapak bertubuh besar dan berkacamata itu.
“jatinegara pak.. bapak turun mana?” tanyaku balik
“saya gambir..kamu kuliah ya di Jakarta?” tanya bapak itu lagi padaku hingga berlanjut perbincangan cukup panjang yang memakan jarak Semarang – Tegal.

***

Ada banyak cara yang Allah kasih ke saya, untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang bercokol di kepala. Cara-cara yang halus, yang entah gimana bisa banget bikin mbrebes mili saat jawaban-jawaban itu mendatangi saya.

Termasuk kehadiran bapak Untung Taufan yang saya pikir bukan kebetulan duduk di sebelah saya dalam perjalanan kereta Semarang- Jakarta pagi itu.

***

“kamu gak tertarik sekolah di luar negeri?” tanyanya tiba-tiba.
“tertarik banget pak! Tapi ga pernah lolos hehehe.. udah gitu gak mungkin juga saya ninggalin orang tua saya jauh-jauh dan waktu yang lama karena udah pada sepuh” aku berhenti sejenak dan bapak itu masih antusias mendengarkanku, hingga kulanjutkan.
“ sebenernya keinginan saya ini terjawab dengan tawaran sekolah musim panas yang cuma dua minggu, saya sudah apply dan pengumumannya pertengahan maret ini, bapak doain yang terbaik buat saya ya.” Ujarku.

Tiba-tiba pak Taufan mengeluarkan ponselnya dan bertanya siapa namaku serta nama bapakku. Tak hanya itu, ia juga mencatat dalam sebuah file di ponsel dengan layar cukup lebar hingga aku tak sengaja melihat nama file tempat ia mengetik namaku binti nama bapakku adalah file “titipan doa”.

“buat apa pak dicatet?” tanyaku penasaran
“saat ini saya dalam perjalan umrah backpacker, insyaAllah besok saya sampai ke depan multazam, saya doakan kamu di sana ya.”

Aku gak pernah bisa menyembunyikan mata yang berkaca-kaca. Nikmat macam apa ini Allah.. orang yang gak kamu kenal ingin mendoakan cita-citamu di tempat yang terbaik.. kasih sayang Allah mana lagi yang kamu dusta dan sia-siakan nurida sari dewi?

Aku sendiri gak mematok harus terijabah atau enggak.. kegagalan itu teman sejatiku sejak dulu hehe,, yang darinya aku belajar banyak kalau rencana Allah jauh mengobati semua kegagalanku hingga membuatku ridho dengan segala belokan-belokan yang Allah kasih di jalanku.

***
“kamu percaya kebetulan?” tanyanya kembali dalam  jeda pembicaraan kami.
“enggak sih pak, emang kenapa gitu pak?” jawabku.

Dia pun mulai bercerita tentang pengalamannya ketinggalan kereta saat ingin menjenguk anaknya yang sekolah di Gontor.

Setiap hari hanya lewat 1 kereta menuju tempat tujuannya, dia sudah stand by di Pasar Turi tapi tak kunjung tiba padahal sudah jadwal keberangkatan. Akhirnya lelaki separuh baya ini keluar sejenak untuk beli makanan, ia berusaha cepat namun sesampainya di peron, kereta yang ingin dinaikinya melintas tepat di depan matanya. Ketinggalan. Hehe. mau ngamuk rasanya, katanya. Tapi yasudah daripada buang waktu, akhirnya ia menuju terminal dan naik bis.

Di dalam bis, seorang perempuan duduk di sampingnya dan mengajaknya bicara. Di awali dengan “asal dari mana?” akhirnya bapak ini tau perempuan di sebelahnya campuran jawa dan bali. Hingga menanyakan “muslim atau hindu?”. Perempuan itu menjawab, dia seorang nasrani yang sedang bingung. Sebelumnya dia seorang muslim, tapi pindah agama karena pacarnya. Bapak itu kemudian bilang “Allah ini hebat banget bikin saya ketinggalan kereta, ternyata saya disuruh ketemu kamu. Ini kamu ambil ya, saya selalu bawa buku kemanapun saya pergi, semoga bermanfaat.” Buku yang diberikan pak Taufan adalah tentang keyakinan mengenai islam yang secara acak ia bawa untuk dijadikan teman perjalanan.

:’)

***
Pembicaraan lainnya dengan Pak Taufan adalah tentang reksa dana dan saham. Ini juga menjawab pertanyaanku banget. “kebetulan” lagi dilanda galau pengen investasi dalam bentuk apa yang halal dan signifikan. Mengenai reksa dana aku kemarin-kemarin ragu tentang kehalalannya. Pak taufan ini ternyata ahli banget, dia menjabarkan apa itu reksa dana dan saham serta memberi tips dan trik. Komplit. Dia pesan padaku untuk membaca lebih banyak *gile nohok* karena ekonomi kita dikuasai asing, sayang kalo orang muslim ga paham tentang ekonomi. *mamfos*

Dan masih banyak cerita-cerita lainnya dari pak Taufan.. inilah yang kusuka dari solo traveling, aku bebas ngobrol dengan siapapun di perjalanan maupun di tempat tujuan.. Aku juga sering ganti moda transportasi kalau pulang menyesuaikan budget yang aku punya serta promo yang tersedia :D.. entah itu pesawat, kereta eksekutif ataupun ekonomi.. karena aku yakin banget pengalaman yang didapet bakal beda-beda.

demikian coret-coret hikmah dari pak Taufan yang semoga manfaatnya terasa pada semua yang membaca..


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Trying To Conceive (TTC) Journey ; Hai Polyps!

Menjadi aku

Membawa Pertanyaan-pertanyaan yang tak memiliki jawaban