Selamat Datang
Tuhan tak akan meninggalkanmu atas yakinmu sejauh ini.. jangan
mengeluh, jadilah tangguh!” –Selamat Datang, Sheila on 7
Selamat Datang di rumah Nurida!
Saat ini adalah waktu yang sangat aku tunggu-tunggu selama
kuliah S2 kemarin. Waktu yang kucuri-curi dengan tidak keluar bersama teman dan
beberapa “pengorbanan” lain agar bisa menabung, untuk apa? yak benar! pulang ke
rumah! Pulang ke rumah yang hampir tiap bulan satu kali. Hehehe.
Jakarta-Semarang men! Banyak yang bilang aku keterlaluan karena pulang terus,
termasuk pra-sidang tesis yang harusnya belajar menyiapkan aku malah pulang. Yah,
banyak yang bilang begitu..
Tapi mungkin tak ada yang tau perantau ini pernah lama sekali meninggalkan kedua
orangtuanya, khususnya Ibunya.
Aku bersyukur masih diberi kesadaran untuk menemani
orangtuaku meski di masa yang sudah terlambat mungkin. Dan di masa itu tak
habisnya aku menuliskan tentang rumah, pun tentang orangtuaku. Entah kenapa
seiring berjalannya waktu, ketakutan akan ditinggal pergi seumur hidup oleh
mereka semakin nyata. Ketakutan yang bukan karena takut tak bisa hidup sendiri,
melainkan takut karena begitu banyak waktu yang kulewatkan yang mungkin tak
terhitung sebagai waktu baktiku kepada mereka.
***
Aku selalu percaya pada setiap fase yang kutinggalkan ada
tantangan baru di depan. Tantangan yang sudah bisa kuduga tapi belum tentu bisa
kuhadapi dengan lapang dada. Akan selalu
ada suka dan duka. Yang pertama sudah tentu bisa kita lewati, yang kedua? This too, shall pass. Meski berdarah-darah.
Termasuk di dalam cita-cita itu sendiri. Cita-cita
terdekatku pasca lulus S2 tidak muluk-muluk, hanya ingin menemani orangtuaku. Itu
saja. perkara pekerjaan, pernikahan, dan lain sebagainya adalah nomer kesekian. Aku sudah mempersiapkan mental “lulusan S2 kok nganggur”, aku juga udah
sejak dulu mendapat tekanan psikis yang lama-lama tidak berarti apa-apa bagiku,
yaitu “kapan nikah?”. Siapa yang tak
ingin lekas bekerja? Ditambah melihat kesibukan kerja teman-teman seusiaku
lewat sosial media. Banyak dari mereka yang tak hanya bekerja untuk diri sendiri, tapi juga untuk bangsa dan negara. mulia dan hebat sekali. bikin iri? tentu saja! Beberapa kali iseng tetep daftar, siapa tau dapet yang
lokasinya di Semarang. Tapi belum bersua pun tak apa, mari coba lagi! lain lagi
tentang pernikahan.. karena punya sahabat yang menikah di usia 19 tahun, maka
di usia itu pula pertanyaan sudah sering hadir sehingga lama-lama menjadi
hambar :p
Mental menghadapi kedua pertanyaan itu sudah kusiapkan
dengan baik. Tapi aku mungkin lupa, akan selalu ada ujian meski itu di tempat
ternyaman. Hei siapa bilang comfort zone tidak
menawarkan ujian? Hahaha. Bagiku ini adalah tantangan baru, setelah yang
lalu-lalu tantanganku adalah lingkungan yang benar-benar baru. Kini aku dihadapkan pada lingkungan baru yang
sebenarnya lama.
Dan sampailah aku di hari yang baru ke 14 dan sujud panjang aku persembahkan kepada Yang
Maha Keren Banget Karena Maha Tahu!!!
Allah tahu banget, aku sudah menyiapkan di segala sisi tapi
tidak di sisi yang ini. Allah mau banget aku tersungkur gak berdaya dan
menyandarkan semua alur terserah padaNya setelah berusaha mati-matian.
Allah kenapaaaa siih tauuu bangeeeeeeeeet???
Kan aku jadi ehem-ehem!!!!
Haha. Di titik ini aku berusaha meneladani manusia terbaik
pilihanMu, orang yang suatu saat ingin sekali aku temui dan berbagi rasa
bersama. Rasulullah Sallahu ‘alaihi wa salam..
Bagaimana rasanya dulu menyuapi makan orang buta yang selalu
mencelamu?
Patah hati berkali-kali tapi tetap mempersembahkan yang
terbaik berkali-kali?
Aku berusaha meneladanimu meski tak sebaik engkau Ya Rasul..
Allah bantu aku ya? Bantu aku siapkan hati selapaaaaaaaaaaaaaaang pemandangan
dari puncak Mahameru!
Aku percaya ini akan terlewati, tapi tak apa ya banyak air
mata yang menetes! Di tiap tetesannya aku usahakan ada istigfar.. karena aku
tak ingin larut dalam sedih di mana itu adalah arena Syetan.
Selamat datang Nurida di ladang belajar lainnya.. tak apa menangis. Sebentar saja.
J
NSD. 14/9/2015
Komentar
Posting Komentar