Selamanya Bersama

Pada huruf-huruf kutitipkan rasa.
rasa tentang temu yang akhir-akhir ini semu.

Pada hening kusapa jarak
lewat Pemilik Rindu
yang kuyakin selalu sampai padamu

padamu, penggenap jiwa.

(Nurida, Maret 2016)

Sudah tiga purnama, empat kondangan, serta satu gerhana matahari total kita lalui bersama (gils baru tiga bulan berasa udah tiga puluh tahun). Kita benar-benar tidak tahu bagaimana rahasia langit kemudian membuat kita bersebelahan jiwa, saling menggenapkan. Beberapa orang di sekitar kita pun belum sepenuhnya menerima kenyataan bahwa kita telah berpasangan. Lalu kita sama-sama tertawa sembari menimpali: ah, jangankan mereka, bahkan kita sendiri pun masih belum menerima sepenuhnya: kita beneran udah nikah?

Beranjak meninggalkan kampung halaman, kupikir hari-hariku menungguimu pulang kerja akan menjadi hari yang sangat menyiksa dan membosankan. Namun ajaibnya semuanya menjadi terasa mudah. Ternyata hidup bersama tak semenakutkan seperti yang kupikirkan.

Aku tau ketakutan itu tak hanya padaku. Kita berdua merasakannya. Ketakutan akan banyak hal. Pun, meski telah memiliki bekal saling mengenal sejak lama, tak lantas membuat kita tak merasa asing dan aneh. Kita sama-sama merasakannya. asing dan aneh. Tapi  tak berhenti saling mengutuki keadaan, terima kasih mau maju bersamaku, meski pelan, bahkan sangat pelan. 

Kita masih sama-sama ingat di gerbang kebersamaan,  5 Januari 2016 lalu begitu memukul batinku. Kamu kebingungan dan merasa aku tak bahagia bersamamu. Kita masih sama-sama ingat pula betapa tangisanku pecah berantakan dari bandara Semarang hingga di Balikpapan. Tangisan yang sudah kutahan agar tak sampai terlihat keluargaku. Dan benar saja, ia hanya pecah saat berdua bersamamu menunggu keberangkatan ke Balikpapan. Saat itu aku sadar, aku membiarkanmu melihatku. melihat kelemahanku. Masuk ke dalam ring yang kubatasi sebelumnya. 

Aku menjadi saksi bahwa keinginan untuk ridha dengan jalan yang sudah dipilih menjadi magnet bagi segala kemudahan. Sesuatu yang kuprasangkai sebagai berkah pernikahan. Termasuk mendapatimu sebagai pasangan yg sangat sabar.

Tak ada yang menjamin kita akan selamanya bersama. Tapi kita ingat.. kita telah bersama-sama mengokohkan janji, disaksikan kerabat bahkan malaikat.

Hari ini, tepat 26 tahun masa hidupmu serta 3 bulan kebersamaan kita.. Pada detik-detik yang gaib setelah ini, aku ingin selamanya tetap bersama, tak hanya sebatas dunia, tapi di semesta lainnya.

Tak Tamat sampai akhirat.
Akhirat yang semoga itu surga. karenanya jangan berhenti saling mengingatkan dan menguatkan. Pendakian kita tak hanya pucuk-pucuk indah Indonesia dan dunia. Kita harus berusaha sebenar-benarnya untuk cukupkan bekal hingga masa kekal.

Ratusan kilometer dari tempatmu kini, meski tak harus selalu berhubungan melalui ponsel tiap harinya. Kamu selalu tau, tempatmu di sana, pada rindu yang menjadi-jadi. 

...Inilah roller coaster sesungguhnya. Kadang, kita harus teriak kencang ketakutan, kadang harus bahagia melepas segala beban. Di atas semua ketakutan itu, kita tahu, semua akan baik-baik saja.” (Rumah Tangga, Fahd Pahdepie, hlm. 250)

I love you :D
satu hari untuk selama-lama-lama-lama-lamanya:
https://youtu.be/XcjaE3JT35Q

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Trying To Conceive (TTC) Journey ; Hai Polyps!

Menjadi aku

Vacation ; Well spent