Menuju Rinjani (Bagian 2: Sembalun, Surga sebelum Surga)
"Lanjut aja! Aman!" Itu yang berkali-kali dia katakan padaku setiap aku menoleh ke belakang, hanya menatap. Tapi dia selalu tau, dalam tatap itu tersimpan tanyaku "baik2 aja kah bawa dua tas?" Tanjakan tanpa ampun dari pos 3 hingga pelawangan sembalun membuatku merana. Merana bukan karena medannya yang terlalu sulit tapi karena aku merasa membuat susah si doski, yang rela banget bawain tasku. Bawa dua tas men. Kerir di punggung, daypack gempal di depan. Udah ga ngerti lagi, kegendutan suamiku ini tidak bisa disalahartikan.. Ternyata dalam lemak yang tebal tersimpan kekuatan bramakumbara brotosanjoyo mogobotongo. Dan setiap dia menjawab seperti itu aku kembali berjalan. Karena cuma itulah tugasku: melangkahkan kaki. *** Rinjani telah menjadi mimpi kami sejak menikah. Sempat terpikir untuk berlibur ke Rinjani lalu lanjut Flores setelah syukuran pernikahan Desember 2015 lalu. Namun melihat budget dan pertimbangan lainnya (musim hujan), kami p...