Catper Rinjani: Menyapa Anjani (BAGIAN TIGA)


08.25 WITA di kaki Dewi Anjani saat itu, kami memulai pendakian via Sembalun. tak berlebihan jika kukatakan bahwa Sembalun adalah surga sebelum surga sesungguhnya. selapang-lapang padang hijau dengan angin yang syahdu membuat diri tenggelam ingin berlama-lama memandang. ah begini banget dunia ya, gimana surga betulan ya?

huftt.. lanjut ya!

Pos 1 via Sembalun (cuma lewat lewat lucu aja)

jalur pendakian sembalun cenderung ramah untuk pendaki pemula cem aku, datar dan panjang. kami mencapai pos 1 pada pukul 09.52 WITA. Namun, kami tidak lantas berhenti untuk beristirahat, karena kata Pak R (porter kami), yang cocok buat istirahat adalah pos 2, tempatnya enakeun dan pas jam makan siang. Kami menurutinya, kami lanjutkan hingga pos selanjutnya. Tak dinyana, pak R telah sampai jauh lebih dulu dari kami. kekuatan porter Rinjani memang tidak bisa diragukan lagi, penampilan mereka hanya tipu daya. Walau hanya beralaskan sandal jepit, kaki mereka cukup setrong buat medan-medan sulit dengan kecepatan cem Cheetah. wuzzzz wuzzzz...


setelah jembatan ini ada tanjakan dan jreeeeng pos 2! 10.38 wita

sebelum memasuki pos 2, kita akan melewati jembatan seperti dalam poto, di jembatan itu udah banyak bule-bule yang nongki-nongki lucu kecapean. soalnya pendakian pos 1 ke pos 2 lumayan nanjak walaupun singkat. dan tibalah kamiii di pos 2!


ada rombongan pendaki dari Thailand dan Malaysia, hihi lucuu heboh-heboh (yang topi kuning itu Pak R)

makan siang pertama kami selama mendaki: Mie Rebus dengan sayurrr mayurrr

agak lama kami istirahat, sekitar 1,5 jam wkwkwkwk namanya juga mendaki santai.. lalu kami lanjutkan kembali perjalanan panjang mencari puncak suciiii..perjalanan menuju pos 3 seingatku udah cukup terjal tapi masih belum ada apa-apanya dibanding dari pos 3 hingga plawangan Sembalun. Yang kuingat, perjalanan cukup membuat hayati lelah sehingga minta istirahat kembali di pos 3 sekalian sholat karena waktu menunjukkan pukul 13.21 WITA.


Pos 3 Via Sembalun
Istirahat sholat dan duduk-duduk lucu memakan waktu hingga 30 menit lalu kami melanjutkan kembali perjalanan ke Plawangan Sembalun yang penuh dengan onak drama. 90% medan pendakian dari pos 3 hingga Plawangan Sembalun adalah dengkul ketemu jidat. tidak ada ampun bagimu. wkwkwk lebay. dari pos 3 inilah suami tambunku menunjukkan sifat ksatrianya; Membawakan tasku!!! TOLONG APPLAUSENYA SODARA-SODARA!!!!



Ini tanjakannya asli nyiksa ga abis-abis rasanya.. tapi suami aku lihatlaaah!!! bawa dua tas!

akibat terlalu curamnya setiap tanjakan, aku berkali-kali-kali-kali banget isitrahat. aku padamulah rinjani! perjalanan dari pos 3 hingga Plawangan Sembalun menyita waktu hingga 4 jam dengan supeeerrrr nanjak! SEMANGATTT!


daaaaaaaan.. segala yang sussah didapet itu memang hasilnya gak bisa biasa aja.. termasuk perjalanan 8,5 jam melangkah ini. Ternyata di antara dataran dan puncak terselip surga surga lain..

yang bisa saja namanya adalah Pelawangan Sembalun.

Ya, sampailah kami di tempat nge-camp kamiii.. tempat selonjoran kaki puas-puassss...

18.28 WITA tercatat resmi mendarat di Pelawangan Sembalun.

Fajar baru akan terbenam kala kami tiba di Pelawangan Sembalun, pemandangan kemerahan langit menjadi ucapan selamat datang termanis. Belum sampai puncak aku sudah keburu sujud syukur di sini hehehehe, karena indaaaaaaaaaaah banget. indah kenapa siii? pemandangannya gak santeeee men indahnya!



saking indahnya sampe semua rencana diubah wkwkwk. Yahbegitulah, seharusnya malem itu langsung muncak tapi apa daya aku lemah letoy lesu, jadi diundur besok malemnya.. jadiii seharian kami puas banget di Pelawangan Sembalun. mulai dari ngeliatin WC para bule, nanem ranjau, leha-leha, poto-poto sampe kaku, dll. dengan berubahnya rencana muncak, sesungguhnya kami kehilangan momen menjejaki bibir Danau Segara Anak dan jalur pulang Senaru. Yaaa benar sekali, rencana berubah drastissss.. kami akan ngecamp selama 3 malam di Pelawangan Sembalun. sedih sih, tapi itu adalah pertimbangan terbaik suamiku melihat keadaan istrinya yang tak berdaya guna ini..

setelah seharian penuh menghabiskan waktu di Pelawangan Sembalun, drama mendaki Rinjani dimulai kembali pada agenda muncak. Begini banget mendaki bareng suami yak, manjanya gak karuan huft... dikit-dikit ngeluh, dikit-dikit aus... hufttt..

kami mulai muncak pukul 03.30 WITA, dan sampe di atas pukul berapa cobaaak? hmm..

jangan dilihat dari lamanya perjalanan lah ya, liat dari kegigihan si istri untuk mau melangkah terus lah ya. wkwkwk. kalo suaminya mah gunung rinjani lewat lah ya.. bisa sambil trail.. lah aing.. bye! termehek-mehek..

sampai batas vegetasi aku  masih strong lah ya.. dan muncullah tanda-tanda yang kurang baik.. yaitu... PASIR! warbiasak ini tantangan terberatku sejak jaman nyemeru.. medan pasir adalah cinta tertolakku.. aku cinta dia tapi dia gak cinta aku walhasil aku jadi gak cinta dia. got it? oke lanjut!

aku pikir puncak mahameru adalah tipudaya yang luar biasa canggih, ternyata puncak Anjani jauuuuuh lebih canggih tipu dayanya! puncak yang kek di depan mata ternyata masih 2 jam-an lagiiii.. padahal si Cahyo udah pede banget, 30 menit lagi kita sampekk!!

ternyata.. tik tok..tik tok.. tik tok..

jam 09.17 WITA kami baru tiba di puncak... hihihi udah panas-panas genit gimana gitu mataharinyaa...


Nomer satunya masuk Surga bareng, nomer duanya Haji bareng..wkwkwk

alhamdulillah Allah masih izinkan kami untuk mengagumi keindahanNya di Puncak Anjani. Keciiiiil sekalilah kami ini cem semut-semut nakal.. di puncak segalanya kelihatan luasssssssss sekali ada danau yang indah dan Lombok yang berbukit-bukit.. MasyaAllah.

setelah berpuas-puas merekam memori keindahan puncak, kami memutuskan pulang sekitar pukul 11.11 WITA.
turun dari puncak ini adalah drama dari segala drama yang ada...

karena matahari yang sudah sempurna menyapa dengan teriknya membakar pasir puncak.. maka terciptalah suatu kelembapan yang amat sangat di dalam sepatuku.. hingga kami ketahui muncul banyaaak sekali bula di telapak kakiku. ternyata itulah yang membuatku meringis-meringis nangis pas turun. kalo diinget-inget kerasa malu juga sih asa lebay pisan.. tapi alhamdulillah suamiku sabaaaaaaaaaar bet! sehingga dengan kekuatan sabarnya dan bantuan warga sekitar (yang pas di puncak mereka lagi sesajenan) akhirnya kami sampai juga di Pelawangan Sembalun. wkwkwk maapkan kudu ada episode "aku digotong" buat turun.. yang mana kami sampai Pelawangan jam berapa?? jangan kaget.. jauh lebih lama turunnya daripada naiknya wkwkwk.. nyampe Pelawangan jam 16.00 sodara2!!! 5 jaaam!

Di atas segala drama yang ada, kuhaturkan terima kasih pada Allah karena memampukan kami untuk sampai ke tenda dengan selamat sentauuuuusa. Pak R sampe ngira kami kenapa-kenapa wkwkwk. alhamdulillah bangeeeeeeeet banget.. pokoknya penting banget bawa bekal minum yang cukup dan sepatu yang tidak terlalu sempiiitt, selebihnya terserah andaaa!

Selanjutnya kami menginap semalam lagi di Pelawangan Sembalun dan keesokan paginya turun gunung melalui jalur sembalun lagi, cuma agak beda dari jalur naiknya, karena kami setelah jembatan di pos 2 lurus terus hingga melihat ada green house.. dan sampailah di peradaban sesungguhnyaaa... banyak rumah wargaaaa... Alhamdulillah...






Hampir sore sepertinya saat kami sampai di peradaban manusia modern, Pak Uri juga sudah siap menjemput di Rumah Pak Guru..

Part selanjutnya adallah zalan-zalan di Lombok!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Trying To Conceive (TTC) Journey ; Hai Polyps!

Menjadi aku

Vacation ; Well spent