Vacation ; Well spent

 Liburan sekolah kali ini aku sudah galau dari bulan-bulan sebelumnya mau ke Jawa bagian barat atau timur. Nyatanya berakhir di tengah. 

Di saat teman-teman lain punya waktu libur yg banyak seperti murid-murid, aku dan beberapa temanku hanya punya 7hr (bahkan ada yg tidak libur sama sekali) dan harus dimaksimalkan dengan baik. 

Sudah lama ingin menuju ke Jawa bagian barat. Suasana, makanan, dan udara Parahyangan yg kurindukan. Sedangkan dengan Jawa bagian timur, tentu saja ingin berkunjung ke bocil Ahnaf. Pernah suatu waktu sampai mimpi ahnaf saking kangennya.

Tapi kuputuskan aku harus move on wkwkwk apaan coba..

Alhamdulillah aku punya suami yg bijak, memberiku ide untuk pulang ke rumah selama liburan ini. Tanpa dia. Untuk berbakti pada orangtuaku.

Meninggalkan suamiku sendirian adalah hal yg sulit. Hingga tak dapat kutahan air mata selama boarding dan di pesawat. Namun Allah mengirimkan sinyal kebaikan, diberikannya aku pemandangan yg menakjubkan. Sepanjang perjalanan Allah hadiahkan aku pemandangan senja yg indaaaaah sekali. Senja baru berakhir 10 menit saat hendak landing. Dan pemandangan city light di akhir pun tak kalah menakjubkannya. City light dari dekat sekali. Terima kasih Allah.. 

Sampai di rumah meski ada drama di beberapa bagian, namun pulang rumah memang ide yg bagus.

Kapan lagi dalam satu tahun aku bisa membantu ibu dan bapakku mengerjakan pekerjaan rumah. Tulang mereka tak lagi kuat namun harus tetap mengurus semuanya sendiri. Mungkin tak banyak yg bisa kukerjakan tapi setidaknya kehadiranku bisa sedikit membunuh sepi dan bisa antar ibu pergi ke tempat2 yg ibu suka. Berbeda dengan bapak yang setiap hari keluar dengan motor, ibu ga bisa mengendarai kendaraan apapun, pun mengoperasikan gadget untuk memesan kendaraan. 

Setiap hari bapak dan ibu hanya berdua. Sakit sehat diurus sendiri, memenuhi kebutuhan pun tak pernah merepotkan anak2nya. MasyaAllah..

Ibu dan bapak tentu bukan orang tua ideal, banyak hal dari mereka yg tak sesuai. Terkadang hingga membuatku sakit hati. Namun aku tau, umurku maupun umur mereka tak tahu dimana ujungnya.. aku tak mau ada penyesalan meski hal itu nihil untuk ditiadakan. Setidaknya aku berusaha meminimalisirnya. Sakit hatiku hanyalah soal memaafkan dan insyaAllah aku memaafkan.. yg terpenting bagiku ternyata adalah mereka bahagia, sehat dan selalu dalam penjagaan Allah..

Harapku Allah berikan kesempatan untuk hal hal seperti ini lagi.. 

Terima kasih suamiku! Terima kasih Allah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Trying To Conceive (TTC) Journey ; Hai Polyps!

Menjadi aku

Membawa Pertanyaan-pertanyaan yang tak memiliki jawaban