Amor Fati
Saat ini hanya hampa yang terlihat
Kelak.. mungkin gunungan doa kami
Akan berjumpa dengan kami..
Ataukah ia akan menjelma menyerupai aku dan suamiku?
Nak.. kapan datang?
Ibuk rinduuu…
***
Malam minggu tempo lalu kami berjalan-jalan ke sebuah toko buku yang cukup besar. Berbeda dengan tempat makan atau pusat perbelanjaan yang ramai saat malam minggu, toko buku itu meski besar namun cenderung sepi.
Aku menelusuri lorong demi lorong rak buku dengan bervariasi perasaan. Kulihat rak best seller, beberapa aku foto untuk aku rekomendasikan pada petugas perpustakaan sekolah agar ia menambahkan pada wish list pembelian. Kemudian ketika mendatangi Lorong rak buku self development, sempat terlintas.. ah buku-buku ini dulu kupikir hanya klise, nyatanya sekarang buku-buku itu sangat membantuku melanjutkan hidup. Sungguh perjalanan waktu sangat tak bisa ditebak. Dan sampailah aku pada lorong buku.. children’s book.
Tak bisa kutahan airmataku yang jatuh begitu saja. Dulu ibuku membelikanku banyak buku, kubaca dan berharap bisa dibacakan oleh ibu sambil bercanda bersama. Tapi ibu sibuk bekerja saat siang dan kuliah saat malam. Karena itu tak bisa kudapatkan, maka dulu aku membacakan buku untuk adikku. Dia sangat senang kubacakan buku. Di umur yang masih sangat kecil aku berimprovisasi menambahkan ekspresi wajah yg berbeda-beda dan suara-suara yang berubah dalam dialog agar adikku antusias mendengarkan.
Semakin besar aku bercita-cita kelak ingin menjadi ibu yang bisa membacakan buku untuk anaknya. Aku sangat suka mata yang antusias. Bagiku itu adalah binar yang sangat indah. Menjadi harta bagi jiwaku.
Menelusuri lorong buku children’s book ternyata menjadi pengalaman jiwa yang tak mudah. Air mata yang berkejaran turun.. memaksaku mencintai takdirku. Bahwa mungkin mimpi kecilku tak bisa terwujud.
Hanya menjadi angan-angan atau kelak bisa kudapatkan di surga. Membacakan buku untuk anakku. Memandang mata indahnya. Mendengarkan ia berceloteh “lagi lagi lagi”
Amor fati…
Love of fate.
Komentar
Posting Komentar