Mengapa aku suka berbagi?


Mengapa?
Karena aku telah mengalami masa di mana aku sangat harus berbagi..
Juga masa di mana aku tak dapat berbagi pada siapa pun..

Dan di antara keduanya.. ada hikmah..

Ini bukan soal matematika.. ini soal kehidupantika..
(Hihi norak ya..)

Aku dibesarkan di antara 3 saudaraku yang lain.. yup,aku anak ke-3 dari 4 bersaudara.. keempatnya perempuan.
Cukup rame lah ya..
Sejak kecil, apapun yang dibeli ibu (dalam bentuk makanan mau pun barang) hampir semuanya selalu dibagi dalam 4 potongan sempurna.. atau kalau dalam bentuk barang, maka ibu akan beli 1 atau 2 macam, lalu harus dipakai oleh keempat anaknya..

Apa yang kupikirkan waktu itu?
Ya, anak kecil itu memberontak dalam hatinya.. bertanya tentang apakah ini yang disebut adil?
Apakah adil adalah soal semua mendapat jatah yang sama kecilnya?
Kupikir ibu mampu membeli lebih dari yang ibu beli saat itu.. tapi mengapa?

Sampai suatu saat.. aku menemukan jawaban hitung2an kehidupan ini..

Saat itu..umurku beranjak remaja..
Aku dititahkan untuk merantau ke Balikpapan (Kalimantan Timur)..
Aku sekolah di sana..
Aku tinggal berdua dengan bapakku..
Hidup dengan sangat berkecukupan..
Bapak baru mulai dari NOL ttg merawat anak.. karena semenjak kecil kami berempat hanya diasuh ibu.. bapak sangat kurang turut andil dalam kehidupan kami..
Segala macam kebutuhanku terpenuhi dengan sangat “penuh”...
Aku anak semata wayang di rumah itu..
Saudaraku yang lain bersama ibuku di semarang..

Aku sangat menikmati awal yang indah itu.. segalanya dapat kupakai sendiri.. tak ada bekas ‘kakak’.. tak ada ‘ini untuk adek’..

Senyum sumringah mewarnai awal kehidupan baruku itu..
Tahukah kau?
Dalam senyum itu.. kurasakan betapa kerasnya hatiku meronta..
Meronta kesakitan..

Tuhan.. ada yang hampa di sini..
Di benak jiwaku..
Ada yang hilang di sini..
Di celah sukmaku..

Aku rindu saat itu.. rindu saat yang lain merasakan apa yang kurasakan..
Aku rindu saat berbagi yang menggemaskan itu.. adik menangis lalu kakak mengalah..
Aku rindu.. rindu tentang kearifan hidup yang ibu tanamkan..

Adilkah?

Adil itu mempunyai nilai takaran yang hanya bisa dirasakan jiwa..
Bukan sekedar semua dapat jatah.. bukan sekedar semua merasakan hal yang sama..
Adil itu.. ketika orang lain mendapatkan hak yang sama denganmu.. ketika orang lain mengerti jika ia mampu maka tak ia terima ‘jatah’ itu.. demi orang lain yang jauh lebih membutuhkan..
Mungkin masih banyak terminologi yang lebih ilmiah..
Yang kurasakan waktu itu..
Aku kehilangan rasa bahagianya melihat orang bahagia..

Bersyukur..masih merasakan rasa kehilangan itu..
Entahlah jika aku kehilangan si kehilangan itu..

Dan atas pelajaran hidup itu.. aku jadi selalu suka berbagi! Ya berbagi apapun..
Aku suka cerita pengalaman spiritualku hampir kepada semua orang.. agar mereka merasakan yang kurasakan..
Aku suka berbagi makanan yang kusukai agar orang-orang merasakan kenikmatan makanan itu..
Aku suka berbagi ilmu.. krn hanya inilah yang kupunya..

Semoga rasa ini tetap terjaga.. agar semakin banyak yang kuperoleh dan kubagi lagi!

Nsd
Agustus ceria..di kosan cerios!
Dan semuanya kemudian mengantarkanku pada satu titik..
Titik yang tak pernah kau temu namun bukan semu.. kau tahu? Yang Kekal..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Trying To Conceive (TTC) Journey ; Hai Polyps!

Menjadi aku

Vacation ; Well spent