Sudah rahasia umum bahwasanya sampe detik ini aku belom tekdung tekdung syalala. berapa taon sih nikah? 2,5 tahuuum.. but its OK! I love my self! hihi. Meskipun aku belum tau akan bagaimana dan berhasilnya kapan, tapi aku mau berbagi.. Berbagi kepada orang-orang yang secara mental sudah lolooooss dalam hal mental mentuuul! SELAMAAAT! Kesempatan emas penantian gak semua orang bisa dapet. cobak lihat lebih dekat, terlalu banyak yang dikit-dikit hamidun, bandingkan dengan yang lama menantinya kek kitorang.. wkwk. yaaa kannn yaa kaan... sooo bersyukurlaaah ladang pahalaaaa terbentang loeeeasss! ngemeng-ngemeng tentang bersyukur, orang-orang kek aku ini mungkin adalah orang yang harus punya banyak akal buat cari-cari hal yang disyukuri sehingga tidak terjatuh dalam kubangan kesedihan mendalam... yaaa betool.. bersyukur adalah cara untuk bahagiaaa! betul apaaa betuuul?? Seperti kata Ust. Nouman, waktu itu terik matahariiii menyengat. pengikut Musa kelaparan dan keletihan.. lalu tur
Mencintai angin harus menjadi siut... Mencintai air harus menjadi ricik... Mencintai gunung harus menjadi terjal... Mencintai api harus menjadi jilat... Mencintai cakrawala harus menebas jarak... MencintaiMu harus menjadi aku -Sapardi Djoko Damono *************** Perjalanan hidup tak mungkin hanya diisi suka cita bahagia. Banyak perasaan lain yang hadir silih berganti, ada sedih, marah, kecewa, luka, terharu, malu, benci, takut, kaget, geli, jijik, dan sebagainya. Tapi kenapa kita hanya berfokus pada satu perasaan saja untuk menjadi tujuan hidup kita? Perasaan yang kerap menjadi doa saat kita berulang tahun.. panjang umur serta "bahagia" Bahagia bukan akhir dari tujuan perasaan. Bahagia bukan hal yang harus kita capai setiap hari. all feelings are matters... maka sedihlah, kecewalah, terlukalah, terharulah, nikmati semua rasa... dan menjadi engkaulah. perlu banyak rasa yang kita rasakan, sehingga tersungkur dan menyerahkan padaNya.. kalaulah ini takdir yang Allah pilihkan u
sudah malam keentah aku memeluk semua pertanyaan itu, meski tak tau mengapa pelukanku tak seerat kemarin. tak ada yang memapahku untuk sekadar berjalan bersama pun rasanya tak ada petunjuk kemana setelah ini. Semua pertanyaan itu tetap kudekap dalam malam-malam yang sepertinya pernah kulalui maupun dalam siang-siang yang harus kuteguhkan dekapan itu kadang memberatkanku.. melalui bisik yang benar-benar tak kuyakini akan sampai.. sayup terdengar... pintaku untuk tetap kokoh...
Komentar
Posting Komentar