Sampai nanti
Hampir 20 tahun tapi aku belum kehabisan cara untuk merindukanmu.
Siapa sangka, aku menemukanmu dalam sosok yang bahkan awalnya wajahnya pun tak sanggup kulihat lekat-lekat. Seorang perempuan tua di sampingku dengan lembut merapihkan rambut yang muncul di wajahku saat aku memakai mukena. Tak berani kulihat wajahnya, hanya sanggup melihat tangannya saat menyentuh wajahku. Tangan keriput, putih dan kurus.
Seperti tanganmu.
Berapa kali memori tentang kau memangkuku terputar di kepalaku. Tanganmu memelukku. Kita hanya punya sedikit waktu, tapi kenapa waktu yang telah banyak berlalu tak jua menghapus yang sedikit itu.
Tapi sejenak aku sadar. mungkin aku tidak benar-benar ingin sang waktu menghapusmu.
Ya, aku menyimpanmu, rapi sekali. Entah dalam salah satu jaringan sarafku yang rumit atau dalam darah yang mengaliri sela-sela hatiku atau mungkin dalam kelenjar air mataku. Aku tak tau persis dimana letakmu dalam satu kesatuan diriku, aku merasa kau ada di ketiganya dalam waktu yang bersamaan. Karena saat mengingatmu hatiku menjadi hangat dan di saat yg sama air mata tak mampu menahan diri untuk mengalir.
Kupikir air mata berhenti setelah aku mengakhiri solat magribku saat itu. Namun nyatanya menjadi isak yang bertambah-tambah. Perempuan tua di sebelahku, meski tak kukenal, memandangku mengajak bersalaman. Detik itu rasanya aku tak bisa untuk tidak memandang wajahnya. Aku memandangnya dan memberikan tanganku menjawab salamnya.
Sedetik setelah itu entah berapa bulir airmata yang berlarian turun bersama isak yang kusembunyikan lewat tangan yang menengadah. Aku sungguh ingin memeluknya. Aku tak mengenal perempuan itu, kami hanya orang-orang yg tak sengaja bertemu karena solat berjamaah di masjid. Ia tidak identik mirip denganmu tapi kenapa kehadirannya begitu mengingatkanku akan engkau.
Sudah hampir 20 tahun sejak kepergianmu. Terlalu banyak yang ingin kuceritakan. Terlalu banyak yang ingin aku adukan..
Padamu yang kukirimkan rindu dan doa yang semoga tak putus-putus..
Eyang, sampai nanti :)
Komentar
Posting Komentar