Catatan September

“Bun saya tiap pulang naik Gojek selalu beda2 jalan pulangnya. Tapi saya senang, saya biarin aja biar lama sampai rumahnya.”

Ucap seorang siswa yang sedang ku bonceng pulang ke rumah karena rumah kami searah. Sesaat setelah selesai cerita kubawa ia jalan-jalan dan mampir Indomaret beli jajanan yg ia suka.

Aku percaya setiap rumah punya dukanya. Saat itu yg kupikir bagaimana caranya menjadi angin segar sesaat.

***

Tadi malam, jalanku pulang tidak seperti biasa.. aku keliling muterin kota. Sambil merasakan pipiku yg basah diterpa angin malam.

Rasa-rasanya aku tak pernah seberani itu..

Hatiku berkecamuk. Entah kenapa hal kecil bisa jd luar biasa besar dan aku disalahkan.

Aku hanya bisa menyesali..

***

“Pak saya bener-bener ga ada uang cash.. maaf saya ga bisa bayar parkir” kataku pada tukang parkir yang masih cukup muda itu.
Meski tak dibayar tukang parkir itu tetap membantuku, mengangkat motorku mundur. Beberapa kali aku menolak karena aku tak bisa membayar, namun melihatku yg penuh air mata mungkin ia merasa tak enak.

Malam itu aku berdiam di sebuah mini market. Aku sudah kelelahan mencari masjid yang masih buka. Sekedar ingin bersujud. Akhirnya aku menepi di sebuah mini market. Semua yg ada disana mengingatkanku pada seseorang. Hingga aku bungkus 1 cup kopi yg dia suka.

Ternyata benar, psikolog terlalu mahal, sementara kursi mini market cukup.

***

Kadang aku bingung.. belum seminggu sejak ada luka itu..  rasa-rasanya aku masih butuh dibantu sembuh.. tapi kenapa ketika aku meminta bantuan aku malah disalahkan..




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Trying To Conceive (TTC) Journey ; Hai Polyps!

Di antara segala

By The sun and the morning in its blazing glory